A. Tinjauan tentang pendidikan islam
Bangsa Indonesia yang mayoritas beragama islam, menyempurnakan pendidikan agama adalah sesuatu yang sangat penting demi kuatnya kedudukan masyarakat, yaitu masyarakat yang berdasarkan cita-cita persaudaraan (
ukhuwah) dan tolong menolong (
ta’awun). Untuk memulai dan menyempurnakan pendidikan agama, perlu kiranya ditingkatkan mengajarkan pendidikan agama disekolah-sekolah islam, tetapi saat ini yang tampak unsur pengajarannya lebih banyak dari pada unsur pendidikannya.
Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia yang mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Yang pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.
Athiyah Al Abrasyi mengemukakan tujuan pendidikan Islam untuk pembinaan akhlaq, menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan di akhirat, penguasaan ilmu dan ketrampilan bekerja dalam masyarakat.
Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:
1. Lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secata utuh selain penguasaaan materi.
2. Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia.
3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan ketersedian sumber daya pendidikan.
Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat.
Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Untuk mewujudkan hal itu tidak akan berhasil tanpa adanya peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.
1.
Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pengertian pendidikan agama islam telah banyak dikemukakan oleh para tokoh pendidikan, seperti pendapatnya Abd. Majid dan Dian A. yaitu :
“Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam yang dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.”
Jadi, pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi .
Tujuan di selenggarakannya pendidikan agama disekolah juga telah dirumuskan oleh Departemen Pendidikan Agama yaitu :
a) Menumbuhkan dan mengembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
b) Mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
Adapun ruang lingkup pendidikan agama islam diantaranya meliputi mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Tarikh dan Kebudayaan atau sejarah Islam. Akan tetapi, tidak semua lembaga memberikan atau mengajarkan enam materi tersebut secara keseluruhan.
Lembaga yang mengajarkan keseluruhan materi pendidikan agama islam tidak akan ditemukan di sekolah-sekolah yang tidak berciri khas agama islam, karena lembaga pendidikan tersebut lebih mengedepankan aspek pendidikan umum dari pada pendidikan agama, tetapi tetap ada meteri pendidikan agama yang disampaikan.
2. Dasar Hukum Pemberian PAI di SMA Islam Brawijaya
Tidak ada perbedaan dalam pemberian Pendidikan Agama di sekolah-sekolah khususnya agama islam, baik yang bernaung dibawah Diknas ataupun dari Depag. Oleh sebab itu, Pendidikan Agama Islam yang ada di SMA Islam Brawijaya juga diberikan sebagaimana kurikulum yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan pendidikan agama Islam di lembaga pendidikan (sekolah) mempunyai dasar yang sangat kuat, dan menurut Zuhairini hal ini dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu :
a. Dasar Yuridis / Hukum
Dasar yuridis dari perundang-undangan secara formal diantaranya terdiri dari:
1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:
a) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
b) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.
b. Segi Religius
Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam, pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya.
Adapun dalil-dalil yang menunjukkan perintah tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1) Surat An-Nahl : 125
أُدْعُ إِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِــظَةِ الْحَسَنَةِ (النحل: ٤٢١ )
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik”
2) Surat Ali Imron :104
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلىَ الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ (العمران: ۹۳)
Artinya: “Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar.”
c. Aspek Psikologis
Psikologi yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat.
“Manusia baik sebagai individu maupun anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup yang di sebut agama.”
Pendapat Zuhairini tersebut sesuai dengan firman Allah SWT. yang termaktub dalam Surat Ar-Ro’d ayat 28:
أَلاَ بِذِكْرِاللهِ تَطْمَـئِنُّ الْقُلُوْبُ (الرعـد: ٣٧٣ )
Artinya: “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
3. Aplikasi PAI di SMA Islam Brawijaya Mojokerto
Sebagai wujud diselenggarakannya Pendidikan Agama Islam disekolah mempunyai beberapa manfaat, antara lain :
a) berfungsi sebagai :
a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pesertadidik kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
b) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
c) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
d) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan non nyata), sistem dan fungsionalnya.
f) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya.
g) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal.
4. Cakupan Materi PAI di SMA Islam Brawijaya
Cakupan materi adalah beberapa materi pelajaran yang diberikan di sekolah atau lembaga pendidikan, dan cakupan materi pendidikan agama islam yang diberikan di SMA Islam Brawijaya Mojokerto adalah sebagai berikut :
a. Al-Quran Hadits
Materi ini membahas tentang isi yang terkandung didalam kitab suci Al-Quran dan Al-Hadits, yang keduanya merupakan rujukan pengambilan hukum islam.
Pemberian materi ini memiliki tujuan agar siswa mampu mengetahui dan bisa menerapkan didalam kehidupan sehari-hari, seperti kewajiban shalat lima waktu, membayar zakat, dan sebagainya.
Disamping tentang kewajiban-kewajiban juga ada keterangan larangan, anjuran dan juga dan semua yang yang bersangkutan dengan kewajiban dan larangan tersebut.
b. Fiqih
Salah satu materi yang amat penting untuk diberikan kepada siswa, apalagi tingkat SMA agar mereka memahami syarat rukunya shalat, wudlu, dan ibadah-ibadah yang lain, serta dianjurkan untuk bisa melaksanakannya.
Sebagai sekolah agama, SMA Islam Braijaya dituntut untuk mencetak remaja yang mengerti tentang kewajibannya sebagai seorang muslim, yaitu ibadah kepada Allah SWT.
c. Akidah Akhlak
Pembahasan dalam materi ini adalah tentang bagaimana hidup bersosialisasi ditengah masyarakat, seperti halnya materi PPKN atau kewarganegaraan yang diberikan disekolah-sekolah. Akan tetapi, materi akidah akhlak lebih cenderung ke-religius-sannya atau lebih dikenal dengan apa itu akhlak terpuji dan akhlak tercela.
Sebagai materi yang menjelaskan tentang hubungan antar manusia, didalamnya juga menjelaskan akan pentingnya hubungan dengan pencipta (Allah) serta lingkungan (dunia).
d. Bahasa Arab
Lembaga pendidikan yang berbasis agama islam sudah sepatutnya memberikan materi ini karena umat islam memiki kitab suci Al-Quran yang berbahsa arab. Dan untuk lebih memahami akan makna yang terkandung didalamnya bahasa arab mempunyai andil yang amat besar.
Oleh sebab itu, siswa SMA Islam Brawijaya diharapkan bisa menguasai teknik-teknik belajar bahasa arab dan memahami pentingnya bahasa arab untuk mendalami Al-Quran.
e. Sejarah Kebudayaan Islam dan Aswaja
Materi ini menjelaskan sejarah tentang agama islam, mulai dari turunnya wahyu sampai tersebarnya agama diseluruh penjuru dunia. Tetapi untuk tingkat sekolah lanjutan atas atau SMA materi yang diajarkan adalah tentang sejarah para sahabat-sahabat nabi.
Aswaja sendiri menjelaskan tentang ideologi atau dasar pemikiran yang merujuk kepada Nabi dan sahabat-sahabatnya.
5. Materi PAI yang sesuai dengan bimbingan dan konseling
Adapun materi PAI yang sesuai dengan penanggulangan kenakalan siswa di SMA Islam Brawijaya adalah semua metode yang digunakan oleh guru bimbingan dan konseling dalam menanggulangi kenakalan siswa, baik fisik (jasmani) maupun psikis (rohani).
Layaknya sebuah rumah yang memiliki atap dan pondasi sebagai tempat berteduh dan tempat tinggal, seperti itulah pendidikan agama islam dalam metode yang digunakan untuk menanggulangi kenakalan siswa. Materi PAI tersebut adalah :
a. Al-qur’an Hadits dengan praktek membaca Al-Qurannya bisa dipakai untuk dijadikan salah satu bentuk sanksi pelanggaran disekolah.
b. Fiqih dengan praktek ibadahnya, kewajiban dan larangannya juga sebagai salah satu bentuk sanksi.
c. Akidah Akhlak dengan tingkah laku siswa bisa sebagai acuan memberikan nasihat agar tidak mengulangi perbuatanya.
d. Bahasa Arab dengan praktek menulis dan hafalnya juga dapat dijadikan salah satu bentuk sanksi.
e. Sejarah Kebudayaan Islam dan aswaja, yaitu dengan penguasaan tokoh-tokoh agama islam juga dapat dipakai sebagai bentuk sanksi dan bahan nasihat.
B. Tinjauan Tentang Penanggulangan Kenakalan Siswa
1. Pengertian Penanggulangan Kenakalan Siswa
Penangggulangan kenakalan siswa adalah suatu upaya pencegahan kenakalan yang dilakukan oleh siswa, bimbingan dan pengarahan menuju perilaku yang lebih baik.
Untuk menghilangkan dan mengikis habis angka penyimpangan perilaku (kenakalan) yang dilakukan siswa tidak mungkin dapat dilaksanakan tanpa lebih dahulu mencari pokok masalah yang menyebabkan penyimpangan tersebut.
2. Macam dan Bentuk Kenakalan Siswa
Kenakalan siswa sering disebabkan karena ia mempunyai masalah yang harus dihadapinya, baik masalah itu timbul dari dirinya sendiri ataupun dari orang lain. Begitu timbul masalah seorang siswa cenderung ingin memecahkan sendiri dengan cara yang menerut tepat dan cepat tanpa peduli benar ataukah salah cara yang dipakai.
Pada umumnya jenis-jenis masalah yang dihadapi oleh individu, terutama yang dihadapi oleh murid-murid sekolah sekurang-kurangnya dapat digolongkan menjadi beberapa jenis masalah, yaitu antara lain:
a. Masalah pengajaran atau belajar; Dalam hubungan ini individu merasakan kesulitan dalam menghadapi kegiatan pelajaran.
b. Masalah pendidikan; Dalam hal ini individu menghadapi berbagai kesulitan yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan pada umumnya.
c. Masalah pekerjaan; Masalah ini berhubungan dengan pemilihan pekerjaan. Terutama masalah ini dirasakan oleh murid-murid pada kelas terakhir dan murid yang tidak ingin melanjutkan pendidikannya.
d. Penggunaan waktu senggang; Yang menjadi masalah ialah bagaimana cara mengisi waktu-waktu luang tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat atau produktif, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat.
e. Masalah-masalah sosial; Masalah ini timbul karena kurangnya kemampuan individu untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya atau lingkungan sosial itu sendiri yang tidak sesuai dengan keadaan dirinya.
f. Masalah-masalah pribadi; Masalah-masalah ini timbul karena individu merasa kurang berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dari dalam dirinya sendiri.
3. Faktor Pengaruh Kenakalan Siswa
Kenakalan siswa merupakan hasil dari interaksi antara berbagai faktor, baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal), keduanya sangat mempengaruhi pekembangan jati diri menuju perilaku positif atau negatif. Berikut beberapa faktor pengaruh yang melatar belakangi terjadinya berbagai macam bentuk kenakalan siswa, faktor-faktor tersebut bisa disimpulkan menjadi dua sebab pokok:
Faktor Internal, antara lain :
a. Faktor jasmani (fisiologis)
Faktor ini, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh dari struktur keadaan tubuh tetap perlu diperhatikan, misalnya seperti kesehatan dan cacat tubuh.
b. Faktor psikologis
Faktor ini sering dialami oleh seorang siswa karena hal ini merupakan hasil dari interaksi sosial, ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yaitu: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
c. Faktor kelelahan.
Kelelahan yang terjadi pada diri seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).
Faktor Eksternal, antara lain :
a. Faktor keluarga
Pengaruh dari keluarga adalah faktor yang dominan karena asak tidak bisa lepas darinya, dan pengaruh faktor ini bisa berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.
b. Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c. Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap karakter siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya dalam masyarakat. Faktor ini membahas tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi.
4. Metode Penanggulangan Kenakalan Siswa
Individu akan menghadapi masalah yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, jenis bimbingan yang yang diberikan berbeda pula, sesuai dengan jenis masalah yang dihadapi.
Dilihat dari individu ada masalah individu (personal/pribadi) dan ada masalah kelompok. Sebagaimana pendapat berikut, yaitu :
‘’Dilihat dimana masalah itu terjadi dalam hubungan dengan situasi, ada masalah keluarga, yaitu yang terjadi dalam hubungan situasi keluarga, ada masalah sekolah, yaitu masalah yang berhubungan dengan sekolah, dan juga ada masalah pekerjaan.’’
Bimbingan merupakan merupakan suatu pertolongan yang menuntun, dan merupakan suatu tuntunan. Hal ini mengandung pengertian bahwa di dalam memberikan bimbingan, apabila keadaan menutut adalah suatu kewajiban dari pembimbing untuk memberikan bimbingan secara aktif, yaitu memberikan arah kepada siswa.
Di samping itu, bimbingan mengandung pengertian memberikan pertolongan dengan menentukan arah dan diutamakan kepada siswa yang mempunyai masalah atau yang membutuhkan bimbingannya. Keadaan ini seperti yang dikenal dalam dunia pendidikan dengan istilah tut wuri handayani .
Membimbing juga merupakan salah satu usaha untuk mendidik, dan tidak semua orang bisa membimbing dengan baik. Akan tetapi banyak cara untuk membimbing anak, diantaranya:
a. Membimbing dengan keteladanan
Keteladanan merupakan metode yang berpengaruh pada pembentukan sikap spiritual, dan perkembangan sosial anak karena seorang anak cenderung mencontoh pada pendidiknya walaupun seorang anak sudah mempunyai fithrah sejak lahirnya, tapi ia tetap membutuhkan bimbingan dari orang lain terutama orang tua, sama halnya dengan siswa, dia juga membutuhkan bimbingan dari guru pendampingnya (BP/BK) karena secara tidak langsung guru pendamping adalah sebagai pengganti dari orang tua .
Sebagai bukti adanya metode keteladanan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, sebagaimana firman Allah SWT. yang berbunyi :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ (الأحـزاب:٢١)
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu”
b. Membimbing dengan kebiasaan
Cara lain yang digunakan Al-Qur’an dalam memberikan materi pendidikan adalah melalui kebiasaan yang dilakukan secara bertahap, tidak spontan, dan perlahan-lahan agar tidak terjadi konflik atara pembimbing (orang tua) dan yang dibimbing (anak).
Al-Qur’an menjadikan kebiasaan itu sebagai salah satu teknik atau metode pendidikan. Lalu ia mengubah seluruh sifat-sifat baik menjadi kebiasaan sehingga jiwa dapat menyesuaikan kebiasaan itu tanpa terlalu payah, tanpa banyak kehilangan tenaga dan tanpa menemukan banyak kesulitan .
c. Membimbing dengan nasehat
Nasehat-nasehat dari pembimbing sangat diperlukan, baik seseorang itu melakukan kekeliruan atau tidak, namun tidak semua nasehat dari pembimbing itu diterima.
Dalam Al-Qur’an disebutkan manfaat dari peringatan kata-kata yang mengandung petunjuk dan nasehat yang tulus.
إِنَّ فِى ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كاَنَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقىَ السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيْدٌ ( ق:٣٧)
Artinya: ”Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau orang yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya” .
d. Membimbing dengan perhatian atau pengawasan
Yang dimaksud membimbing dengan perhatian adalah senantiasa mencurahkan perhatian penuh kasih sayang dan mengikuti perkembangan aspek akidah dan moral anak, mengawasi dan memperhatikan kesiapan mental dan sosial anak, disamping selalu bertanya tentang situasi pendidikan jasmani dan kemampuan ilmiyah.
Allah SWT juga menegaskan melalui firmanya dalam Al-Qur’an dan menjelaskan tentang keharusan untuk memperhatikan dan melakukan pengawasan :
يَا أَيّهُاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا قُوْا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ ناَرًا (التّحريم: ٦)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”
e. Mendidik dengan hukuman
Muhammad Quthbi mengatakan bahwa Bila teladan dan nasehat tidak mampu, maka pada waktu itu harus ada tindakan tegas yang dapat meletakkan persoalan di tempat yang benar, tindakan tegas itu adalah hukuman .
Adapun maksud diberikan hukuman adalah agar yang bersangkutan tidak akan mengulangi perbuatan-perbuatan yang terlarang atau tercela dimasyarakat luas.
5. Sifat dan Jenis Bimbingan
Seorang siswa yang mengalami kesulitan dalam pelajaran tertentu akan berpengaruh pula kepada masalah-masalah lain seperti masalah sosial, pendidikan, pribadi atau pekerjaan. Namun demikian salah satu jenis masalah membutuhkan cara pemecahan tertentu dan membutuhkan cara dan jenis bimbingan tertentu pula.
Adapun jenis-jenis bimbingan yang harus dilaksanakan oleh orang tua atau pembimbing dapat dikelompokkan dan dijelaskan sebagai berikut , yaitu sebagai berikut :
a. Bimbingan pengajaran/belajar
Jenis bimbingan ini memberikan bantuan kepada individu dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
g. Bimbingan pendidikan
Bimbingan pendidikan bertujuan untuk membantu murid dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dalam bidang pendidikan pada khususnya.
h. Bimbingan pekerjaan
Bimbingan pekerjaan terutama bertujuan untuk membantu santri/murid dalam mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan pemilihan pekerjaan atau jabatan.
i. Bimbingan sosial
Bimbingan sosial merupakan jenis bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individu dapat penyesuaian yang sebaik-baiknya dalam lingkungan sosialnya.
j. Bimbingan dalam menggunakan waktu senggang
Tujuan bimbingan ini adalah untuk membantu santri/murid dalam menggunakan waktu senggang dengan kegiatan-kegiatan yang membawa hasil atau manfaat bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Dengan bimbingan jenis ini diharapkan santri dapat memanfaatkan waktu senggang dengan kegiatan belajar, bekerja atau rekreasi yang benar-benar bermanfaat.
k. Bimbingan dalam masalah pribadi
Jenis bimbingan ini membantu individu untuk mengatasi masalah-masalah yang bersifat pribadi sebagai akibat kurang mampunya individu dalam menyesuaikan diri dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, konflik pribadi, seks, finansial dan sebagainya. Pada umumnya persoalan guidance dilaksanakan dengan teknik individual counseling.
Jenis bimbingan di tinjau dari keluarga. Sebagai orang tua wajib hukumnya mendidik dan mengasuh anaknya, karena dalam keluargalah anak banyak menghabiskan waktunya sehingga segala pola perilakunya harus dapat bimbingan dari orang tua. Namun orang tua dalam membimbing anaknya ada yang bersifat demokratis, ada juga yang bersifat otoriter .
Membimbing secara demokratis adalah bimbingan yang dirumuskan sebagai didikan, dimana orang tua sering berembuk mengenai tindakan-tindakan yang harus diambil, menerangkan alasan-alasan dari peraturan, menjawab pertanyaan anak, dan bersikap toleran.
Sedangkan membimbing secara otoriter berarti keluarga yang memegang peranan adalah orang tua, segala sesuatunya orang tua yang menentukan dan anak didik tidak diberikan hak untuk mengemukakan pendapat, semua kekuasaan terdapat pada orang tua.
Adapun bimbingan-bimbingan yang diberikan bisa bersifat seperti :
a. Sifat Pencegahan (Preventive) yaitu pemberian bantuan kepada murid sebelum murid menghadapi kesulitan atau persoalan yang serius. Cara utama yang di tempuh adalah dengan pemberian pengaruh-pengaruh yang sehat kepada murid.
b. Sifat Pengembangan (development/preservative) yaitu usaha bantuan yang diberikan kepada murid dengan mengiringi perkembangan mentalnya, terutama untuk memantapkan jalan berpikir dan tindakan murid, sehingga murid dapat berkembang secara optimal.
c. Sifat Penyembuhan (curaive) yaitu usaha bantuan yang diberikan kepada murid selama atau setelah murid mengalami persoalan serius, dengan maksud utama agar murid yang bersangkutan terbebas dari kesulitan itu.
d. Sifat Pemeliharaan (treatment) yaitu usaha bantuan yang diberikan kepada murid untuk memupuk dan mempertahankan kesehatan mental murid setelah melalui proses penyembuhan agar murid bersangkutan bertahan dalam kesembuhan dan tidak mengalami kesulitan serius.
6. Sumber Kenakalan Siswa Di SMA Islam Brawijaya
Kenakalan siswa disekolah bisa diselesaikan dengan mudah dengan mencari sebab atau sumber yang melatar belakangi, seperti disebutkan di atas bahwa ada beberapa faktor yang melatar belakangi penyimpangan perilaku siswa, ada yang muncul dari dalam diri siswa sendiri ataupun dari luar (lingkungan).
Begitu pula yang terjadi di SMA Islam Brawijaya Mojokerto, kenakalan siswa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor jasmani (fisiologis) dan Faktor kelelahan
Faktor ini hanya sedikit terjadi disekolah karena rata-rata mereka adalah anak yang sehat baik jasmani maupun rohani, tetapi tetap menjadi sumber kenakalan karena terkadang ada yang sakit.
Kelelahan yang terjadi pada siswa menyebabkan sakit, walaupun faktor kelelahan sendiri sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).
b. Faktor psikologis
Faktor ini sering dialami oleh seorang siswa karena hal ini merupakan hasil dari interaksi sosial, ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yaitu: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
c. Faktor keluarga
Pengaruh dari keluarga adalah bisa berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga, namun hanya sebagian kecil.
d. Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
e. Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap karakter siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya dalam masyarakat. Pada uraian ini yang menjadi sorotan adalah teman bergaul setiap hari dan lingkungan rumahnya.
C.
Hubungan Pendidikan Agama Islam dengan Penanggulangan Kenakalan Siswa di SMA Islam Brawijaya Mojokerto
Para Ilmuwan telah meneliti inti kesuksesan, dan mencapai kesimpulan bahwa kesuksesan mengandung dua kata: kepercayaan dan ketekunan. Percaya kepada kemampuan diri sendiri untuk meraih keberhasilan dan prestasi, serta tekun dan tidak pernah putus asa dalam mengejarnya betapapun banyak rintangan.
Dalam kaitannya dengan hal itu, setidaknya ada lima hal yang dapat dikemukakan, yaitu :
a. Percaya kepada Diri Sendiri
Kepercayaan dan keyakinan bahwa suatu tujuan mungkin dicapai adalah langkah pertama dalam meraih kesuksesan. Ia adalah pondasi dalam dalam setiap pekerjaan. Kepercayaan bahwa sesuatu dapat dilakukan, akan meratakan jalan untuk berbagai solusi kreatif, sedangkan kebalikannya adalah pemikiran yang destruktif.
b. Memiliki Tujuan yang Pasti
Tujuan sama dengan sasaran atau target. Ia bukan sekedar mimpi yang melintas ke dalam pikiran, tapi mimpi yang mewujudkan ke dunia nyata. Karena itu tidak seyogyanya seseorang melangkah ke depan sebelum menentukan tujuannya.
Orang yang memiliki semangat yang membara, sudut pandangnya akan menjadi jelas dan pelbagai hal akan menjadi konkrit di dalam imajinasinya. Karena itu, dia melihat keindahan dan kesenangan di dalam bidang yang digelutinya yang tidak dapat dilihat oleh orang lain, dan hal ini membuatnya rela menanggung pelbagai kesulitan dan penderitaan.
Ketahuilah, hidup adalah medan perjuangan. Tiada tempat di dalamnya bagi orang yang malas dan berpangku tangan. Bahkan kehidupan adalah arena balap, manusia harus bekerja dan berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Nah, kesuksesan dan prestasi belajar adalah salah satu kebaikan tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَاسْتَِبقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ الله ُجَمِيْعًا (البقرة:١٤٨)
Artinya: “Berlomba-lombalah kamu (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).”
Syaikh Muhammad Al-Ghazali Rahimahullah mengatakan, “Sungguh sangat besar perbedaan antara pemalas yang menyerah di awal perjalanan dengan orang yang rajin yang terlatih mengatasi rintangan dan menyingkirkan penghalang.”
c. Tekad yang Kuat
Tekad yang bulat adalah alat untuk mewujudkan setiap pekerjaan, baik pekerjaan itu besar maupun kecil. Yang dimaksud dengan tekad adalah usaha memfokuskan daya pikiran untuk mewujudkan tujuan tertentu. Tekad ini bisa terlihat ketika seseorang memilih satu dari dua atau lebih tujuan yang saling bertentangan .
Jika hal tersebut telah dilakukan, kita pun akan menyadari bahwa tekad yang kuatlah yang akan mengarahkan dan mengatur terjadinya suatu perbuatan. Dan, jika perbuatan tersebut telah dilakukan berulang kali, maka ia akan menjadi kebiasaan yang dapat kita lakukan dengan mudah.
d. Mengkonsentrasikan atau Mengarahkan Kekuatan
Konsentrasi adalah upaya mengarahkan aktifitas akal pada tujuan tertentu dan cara meraihnya. Dalam ungkapan lain, konsentrasi adalah kemampuan mengarahkan pikiran dan perhatian kepada tujuan yang tertentu, jelas, dan dikehendaki .
Rahasia kesuksesan mayoritas orang sukses adalah satu hal, yaitu mereka memiliki konsep dan tujuan yang jelas di pikiran mereka, lalu mereka mewujudkannya. Bukti praktisnya, jika kita ingin membakar kertas dengan cahaya matahari, maka kita harus menggunakan kaca pembesar dan mengarahkan cahayanya ke satu titik tertentu hingga menjadi lubang. Pada saat itu, kertas pun terbakar. Tapi, jika kita biarkan kertas itu begitu saja di bawah sinar matahari selama berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, maka kertas itu takkan terbakar.
Pengarahan usaha pada satu hal tertentu pasti membuatnya cepat selesai, sedangkan memecah belah usaha pada berbagai hal sama dengan membunuh semua hal. Konsentrasikan usaha untuk belajar, tapi kembangkan juga hobi dan kegiatan sosial, dan nikmati hari libur di akhir pekan.
e. Bertanggungjawab dan Sabar
Ketika kita belajar, terkadang kita mengalami fase-fase saat kita merasa jenuh, tidak mampu melanjutkan belajar, ingin melemparkan buku-buku yang sedang kita baca, dan berkata, “Ini sudah cukup, aku tidak sanggup lagi melanjutkan.” Fase ini berlangsung cukup lama bagi sebagian pelajar, tapi bagi sebagian lain berlangsung sebentar, hanya beberapa saat saja .
Agama kita pun menganjurkan untuk bersabar dan tangguh dalam menanggung beban. Misalnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اسْـتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَوةِ ِإنَّ الله َمَعَ الصَّابِرِيْنَ (البقرة:١٥٣)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongnu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yuang sabar.”
Dan juga dalam surat Hud :
وَاصْـبِرْ فَإِنَّ الله َلاَ يُضِيْـعُ أَجْرَالْمُحْسِنِـيْنَ (هـود:١١٥)
Artinya: “Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Kesabaran adalah pohon yang akarnya terasa pahit, namun buahnya lezat. Seorang ulama mengatakan, “Kesabaran sama dengan keberanian yang hanya dimiliki pemenang. Sedangkan ketidak teguhan seringkali menyebabkan kegagalan. Kalau bukan karena kesabaran, piramida takkan berdiri dan tembok agung di Cina takkan selesai di bangun.”
Prestasi pendidikan agama bukan dimaknai sebagai prestasi dalam hubungannya dengan pengetahuan semata, tetapi sebagai tuntunan bertindak dan berperilaku, baik dalam hubungan antara dirinya dengan Tuhan Yang Maha Esa maupun hubungan antara manusia dengan alam lingkungannya. Kesadaran diri sebagai hamba Tuhan diharapkan mendorong untuk beribadah sesuai dengan tuntunan agama yang dianut, berlaku jujur, bekerja keras, disiplin dan amanah terhadap kepercayaan yang dipegangnya.
Prinsip itu bukan termasuk bagian dari akhlak yang diajarkan oleh semua agama? Oleh karena itu diharapkan agar mata pelajaran agama menanamkan prinsip-prinsip seperti itu, dan guru mata pelajaran lain mengimplementasikan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan kehidupan sehari-hari di sekolah. Rasulullah saw. bersabda:
وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا مَاتَ اَْلإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاَثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْ عِلْمٍ يُنْـتَفَعُ بِهِ اَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْالَهُ (أبو حسين مسلم, ١٩٨٠:١٢٥٤)
Artinya: Dari Abu Huroiroh ra. sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Apabila manusia itu wafat, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendo’akan orang tuanya.”
Sabda Rasulullah di atas merupakan bagian dari sekian banyak solusi untuk menolong seorang manusia dari siksa kubur dan api neraka. Berangkat dari interpretasi hadits nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ra. di atas, ada tiga prestasi bagi seorang muslim yang telah wafat namun pahalanya tetap mengalir, yang diantaranya adalah “anak sholih yang mendo’akan orang tuanya”.
Pada dasarnya, anak merupakan bagian dari mata hati orang tua. Adalah lebih dominan estapet pahala itu berlangsung dari hubungan anak dan orangtua, sebab anak merupakan darah daging orang tua. Merupakan penyenang dan penyejuk hati. Sebagaimana firman Allah:
وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّناَ هَبْ لَناَ مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّياَّتِناَ قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَّاجْعَلْناَ لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَاماً (الفرقان:٧٤)
Artinya: “Dan orang-orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
Tiada pengharapan yang paling tinggi dari orang tua terhadap anaknya kecuali apabila anak taat kepada Allah dan Rasulullah. Wasiat Luqman kepada anaknya yang dituangkan dalam Al-Qur’an dapat dijadikan referensi dalam hal ini.
Luqman berkata: “Hai anak-anakku, janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya syirik (menyekutukan) itu merupakan kedzaliman yang besar.” Kemudian Nabi Ya’qub as. juga berwasiat: “Apa yang akan kalian sembah setelah aku tiada?, Namun timbul pertanyaan, adakah anak-anak tersebut mendo’akan orang tuanya? Dan tahukah mereka cara mendo’akannya? Apa langkah yang tepat untuk mendidik anak menjadi buah hati yang bertaqwa dan berpendidikan?. Pertanyaan ini memiliki dua jawaban, yaitu : ”Tentulah pendidikan agama Islam sejak kecilnya merupakan perioritas yang utama, dan pendidikan umum menjadi perioritas kedua setelah agama”.
Adapun lingkungan keluarga yang Islami menjadi cerminan anak yang utama. Lingkungan ini merupakan lembaga pendidikan terpenting dalam membentuk kepribadiannya. Sedangkan lingkungan bermasyarakat dan sekolah menjadi lingkungan kedua.
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia, karena agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Oleh karena itu, pendidikan agama islam dengan penanggulangan kenakalan siswa mempunyai kaitan yang erat, khususnya tentang metode penanggulangan yang digunakan guru BP dalam bimbingan dan konseling disekolah.
Alasan kenapa metode penanggulangan mempunyai hubungan dengan pendidikan agama islam di SMA Islam Brawijaya adalah dengan adanya pemberian sanksi praktek ibadah, membaca Al-quran, atau nasehat-nasehat agar tidak mengualngi perbuatannya. Pendidikan agama islam menjadi alternatif dalam penanggulangan kenakalan siswa dengan pemberian tindakan (hukuman) seperti :
1. Pengaruh lingkungan yang kurang mendukung minat belajar, sehingga sangat dibutuhkannya figur yang mampu memberikan pengarahan.
2. Pengaruh pergaulan bebas yang menyimpang dari nilai-nilai kewajaran perilaku seorang siswa dan nilai keagamaan, khususnya agama islam.
3. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, sehingga siswa membutuhkan wawasan bagaimana menerima dan menyikapinya.
Pendidikan agama islam memang sangat diperlukan dalam pelaksanaan penanggulangan kenakalan siswa, karena selain sebagai mata pelajaran yang diberikan disekolah, pendidikan agama islam juga merupakan faktor pendukung terselenggaranya program bimbingan dan konseling. Melihat hubungan pendidikan agama islam dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling tersebut, khususnya persoalan akhlak yang cukup mencolok dengan semakin bertambahnya angka pelanggaran sebagai bentuk dari penyimpangan perilaku siswa .