Halaman

Rabu, 20 Juli 2011

Peneliti Sejarah Bongkar Ciri-ciri NII Minta Sumbangan

JAKARTA (Berita Suara Media) - Penipuan berkedok doktrin agama semacam Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen Wilayah (KW) 9 dinilai sebagai cerita lama.
Gerakan NII KW9 diduga untuk memperjuangkan UU Intelijen dan mengalihkan isu-isu sensitif. "Ada semacam kepentingan yang membonceng ini. NII KW9 tentang brainwash-nya sudah lama tetapi kenapa baru dimunculkan sekarang. Ada keterkaitan politik jangka pendek yang saya lihat," kata pengamat politik, Yudi Latief. Hal ini disampaikan Yudi usai menghadiri peringatan 100 tahun Wahid Hasyim di Auditorium Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (30/4/2011). Yudi berpendapat, munculnya NII KW9 terkait UU Intelijen. "Ujung-ujungnya UU Intelijen.
Gejala seperti bersautan untuk memperjuangkan UU Intelijen dan juga atau mengalihkan isu-isu sensitif seperti pembangunan Gedung DPR dan kebohongan politik Presiden. Ini susul menyusul kejadian," papar Yudi. Menurut dia, ada kepentingan yang bertemu dan ada isu yang dirancang. "NII KW9 ini cerita lama kenapa dimunculkan sekarang karena mencari momentum," kata dia.
Sebelumnya, gerakan bawah tanah Negara Islam Indonesia (NII) di ambang kebangkrutan. Menurut Peneliti sejarah Darul Islam NII, Solahudin, salah satu penyebabnya diduga karena asetnya di Bank Century hilang. "Belum lagi utang ke bank akibat meminjam dana Rp50 miliar untuk impor sapi Selandia Baru yang gagal," kata dia dalam diskusi Polemik Radio Trijaya. Karena itulah, NII harus menghimpun dana sebanyak-banyaknya. "Target baru NII adalah orang yang mapan secara ekonomi, sehingga target kalangan akademisi dari kampus elit dan PNS (pegawai negeri sipil)," jelas dia.
Selain merekrut pengikut baru, modus lain yang mereka lakukan adalah meminta sumbangan di ATM-ATM. Mengatasnamakan yatim piatu. "Karena itu sangat efektif dan biasanya gampang," kata Solahudin. Bagaimana kita bisa memastikan, yang meminta sumbangan orang NII? Kata Solahudin, ada tandanya. "Biasanya ada yayasannya, lambangnya hitam segi enam, atau bola dunia yang di tengahnya ada bendera merah-putih," jelas dia.
Sementara itu, Menhan Purnomo Yusgiantoro kembali mengungkapkan perlunya RUU Intelijen. Aturan itu, menurut Purnomo diperlukan untuk menghadapi bahaya NII. "Sebetulnya banyak hal yang sudah kita lakukan, kita terkendala dengan aturan-aturan, seperti RUU Intelejen dan Keamanan, contohnya Malaysia dan Singapura ada, tapi kita tidak sekeras mereka," kata Purnomo di TMP Kalibata, Jaksel. Purnomo menyampaikan perlunya RUU Intelijen saat ditanya mengenai tindakan pemerintah dalam menghadapi bahaya NII.
Purnomo dengan tegas menjawab perlunya RUU Intelijen. "Saya minta aturan dan kebijakan, karena sekarang kita mau nangkap orang enggak boleh, Malaysia punya, singapura punya," imbuhnya. Selama ini keberadaan RUU tersebut banyak menuai protes publik karena memberikan kewenangan besar kepada intelijen. Dikhawatirkan, penguasa akan menggunakan RUU itu seperti zaman orde baru yang bebas 'mengambil' orang. "Saya tahu sebagian masyarakat trauma dengan orde baru," tuturnya. (fn/d2t/vs) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kritik dan saran anda adalah perbaikan kami